Gunung Tunak, Tentang Waktu yang Kita Habiskan Bersama

Gunung  Tunak menjadi tempat yang pertama kali saya kunjungi dalam perjalanan kali ini. Bukan karena tempatnya yang baru pertama kali saya kunjungi, melainkan penampilan yang saya gunakan menuju Gunung Tunak. Awalnya sempat ragu, mengingat aktivitas saya lebih banyak berkutat di luar ruangan. Dan kali ini, Gunung Tunak sebagai destinasi wisata yang pertama kali saya kunjungi menggunakan cadar.


Ditemani bibi kece saya, dan dua srikandi BEM UNRAM miss Istiqomah serta princess Afni , kami menghabiskan  sekitar 2 jam perjalanan dari mataram menuju Gunung Tunak. Dalam keadaan normal, jarak tempuh mungkin gak akan selama itu. namun, kami harus menghabiskan waktu cukup lama di perjalanan karena tak satupun dari kami yang mengetahui lokasi pasti Gunung Tunak. Jangan tanya berapa kali kami teresat. Ah kadang hatipun pernah tercecer kesana kemari sebelum sampai pada yang pasti. wkwkwkwk
temen tangguh ,, di foto fans.. thanks fans wkwkw
Temen perjalanan kali ini tangguh-tangguh semua. Meskipun awalnya takut-takut melewati jalan yang berkerikil dan curam, kami berhasil mencapai lokasi. ah jangan di tanya bagaimana  caranya. Saya harus turun menahan motor agar tidak meluncur cepat ke bawah, sementara bibi saya di depan mengendarainya. Mau nggak mau ya harus mau karena tidak ada spesies laki-laki yang menemani. Saya gak maksud bilang ya kalau  temen-temen perjalanan kali ini ‘jomblo’ semua.

Akhirnya berbekal tekad dan kesabaran serta keistiqomahan di jalan yang berkerikil dan berdebu, Kami tiba dilokasi perkemahan. kunjungan kali ini saya ikuti dalam rangka hari konsevasi lingkungan yang diadakan oleh BKSD NTB. kalau nggak ada acara ini, rasanya setengah perjalanan saja temen-temen mau balik.


Saya pikir, dilokasi perkemahan saya sudah dapat menikmati samua sajian alam gunung tunak. But, its not enough. Butuh sedikit keistiqomahan lagi meniti jalanan yang berkerikil agar tiba di bentang alam lainnya. lokasi yang lumayan jauh serta jalan yang belum bagus sehingga tak mengherankan jika tidak banyak orang yang bisa ditemui. Dampak positifnya sih kami tidak menemukan banyak sampah yang umum ditemukan ditempat wisata yang marak dikunjungi.
pantai yang pertama kali kami temui 
Sesampai di ujung jalan, kami serentak berteriak histeris. Tak ada komando apapun, mungkin saja teriakan kekaguman serentak terucap tatkala mata tak mampu lagi menampung keindahan yang tersajikan. MasyaAllah, sungguh ini pertama kali saya melihat pantai dengan pemandangan seindah ini. Sepertinya saya jatuh cinta, seperti cinta yang pernah saya alami tatkala menatap bentang alam dari ketinggian. 

next story klik here

Komentar