Pendakian Rinjani Sembalun-Torean

"Sampai akhir 2021 saya belum menemukan kenapa sih naik gunung itu secandu ini"
Hai, sudah lama ya tidak mengisi rumah ini dengan catatan perjalanan. Entah saya yang sok sibuk atau emang sedang terkena penyakit malas akut. Apapun itu, hari ini saya kembali berkunjung, berbagi cerita yang mungkin tak selengkap kenyataannya. 

Tim perjalanan pendakian (Fauzan, Kak Onk, Saya, Mbk Dwi, Mbak Awal, Mbak Erny, Hapip, Majdi & Mirzan) 

Sebelum berbagi cerita mistisnya jalur pendakian, saya mau introduce patner perjalanan pendakian gunung rinjani. 

Mbak Dwi in Frame


Namanya Dwi, salah satu jenis manusia yang menyukai dunia akademik, penelitian dan seluk beluknya. Entah memang dia menyukai bidang itu atau karena memang keharusan menyukainya akibat tuntutan pekerjaan. Dia penat dan ingin "healing" dengan mendaki Gunung Rinjani. 


Saya tidak tau jenis hubungannya dengan Mbak Awal. Mereka datang bersama dari Jakarta. Dugaanku, mereka adalah sepasang sahabat yang penat dengan rutinitas perkotaan. Mbak Awal adalah salah seorang guru di sekolah Alam. 

Dia jembatan untuk banyak pihak, termasuk orang yang memperkenalkan saya dengan Mbak Dwi dan Mbak Awal. Mengajak saya ikut menemani kawannya yang akan mendaki Rinjani. Termasuk yang paling sibuk mempersiapkan rencana pendakian kami. Namanya Fathul, tapi saya terbiasa memanggilnya Kak Onk. 

Dia adalah salah tau orang yang dikenalkan oleh kak Onk juga, ahli burung dan videografi. Partner kerja yang sedang bucinnya sama perempuan manis dari Selong sana. Katanya, 2022 akan menikah. Semoga dimudahkan ya Mirzan. 

Katanya kami sudah saling kenal sejak dulu, walaupun  hanya sebatas teman instagram saja. Kami bertemu tidak sengaja, dalam salah satu event yang dilaksanakan oleh Geopark Rinjani. Dia manusia baik yang kadang kelewat baik. Namanya Majdi, seringkali bantu-bantu Mirzan dokumentasi. 



Ada juga Hapip, ketua Rinjani Geopark Youth Forum. Cukup sabar dan bisa diandalkan. Kadang menyebalkan juga. 

Saya bertemu di Sembalun, temennya kak Onk, tapi  kini jadi temen saya juga, Eh, temen kami semua. Terima kasih Mbak Erni udah bawa baju tradisional Korea ke Rinjani. Properti foto yang langka banget. 

Dia datang ke Lombok untuk mengurus kegiatan, kalau tidak salah dia yang bertanggung jawab terhadap operator tyming system gitu. Karena sedang luang, dia ikut kami mendaki. Namanya Fauzan. 

Kami memakai 4 porter lokal. Sayangnya, saya tidak banyak bercakap dengan mereka. 

Bersambung 

Komentar